Dokter Sarankan Penyelam Siapkan Oksigen 100 Persen Sebelum Menyelam

netizennow.com, JAKARTA – Dokter spesialis kedokteran kelautan, penyelaman, dan konsultan hiperbarik RS Pulau Seribu Soiprihadi Soedjono menyarankan para penyelam menyiapkan oksigen 100 persen sebelum melakukan aktivitas dalam mode dekompresi.

“Jika kasus dekompresi jauh dari fasilitas hiperbarik (terapi dengan menghirup oksigen murni dalam ruang bertekanan tinggi), oksigen 100 persen dapat digunakan untuk pengobatan awal,” ujarnya dalam seminar online yang dipantau di Jakarta. di hari Rabu. (28/2/2024).

Read More

Dekompresi merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh gelembung nitrogen atau gas lain yang menyumbat pembuluh darah sehingga mengurangi suplai oksigen ke jaringan tubuh dan biasanya disebabkan oleh penyelaman.

Soprihadi mengatakan, penyakit dekompresi terbagi menjadi dua jenis, ringan dan berat. Dalam kasus ringan, penderita mengalami gejala seperti nyeri pada persendian dan otot.

“Itu karena nitrogen yang terperangkap. Kalau menyelam, biasanya bisa bernapas dengan udara normal. Udara normal hanya 21 persen oksigen, sisanya nitrogen, dimasukkan ke dalam tabung scuba dengan tekanan sekitar 3000 psi,” ujarnya.

Sedangkan pada kasus yang parah, pasien mengalami gangguan saraf atau sistem saraf pusat. Ia mengatakan, khusus pasien dengan oksigen hiperbarik dapat dilakukan dekompresi dan pasien yang jauh dari fasilitas kesehatan dapat diberikan oksigen 100.

Setelah itu, selain memberikan oksigen 100%, Sopriadi menyarankan pasien untuk menjaga posisi kepala lebih rendah dari kaki untuk menghindari gelembung nitrogen masuk ke otak.

“Jadi kalau punya anti agregasi (anti koagulasi) seperti aspirin, bisa diberikan untuk mencegah agregasi trombosit,” ujarnya.

Selain itu, saat memindahkan pasien ke fasilitas hiperbarik, yang terbaik adalah mempertimbangkan moda transportasi dan rutenya. Jika menggunakan helikopter, pastikan terlebih dahulu tersedia ruang hiperbarik portabel untuk memastikan tekanan lingkungan di sekitar pasien stabil.

“Kalau terbang tanpa portable hyperbar, begitu helikopter lepas landas, dekompresinya semakin parah. Kalau tidak ada portable hyperbar, helikopter bisa terbang sampai 300 meter, tidak seberapa,” jelas Soiprihadi.

Sedangkan jika memilih transportasi darat, sebaiknya hati-hati jangan memilih jalur pegunungan karena berisiko meningkatkan dekompresi pasien.

Related posts