Anak dengan Mata Malas Berisiko Alami Hipertensi dan Serangan Jantung

netizennow.com, Jakarta – Menurut sebuah penelitian, anak penderita mata malas (ambliopia) lebih rentan menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, sindrom metabolik, dan obesitas. Seperti dilansir Medical Daily Rabu (13/3/2024), mata malas merupakan gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan penurunan kualitas penglihatan pada salah satu bola mata.

Penyakit ini bisa berkembang ketika koordinasi otak-mata terganggu, sehingga otak bergantung pada mata dengan penglihatan yang lebih kuat. Akibatnya, mata yang memiliki penglihatan buruk mengalami penurunan kualitas.

Read More

Gejala kelelahan mata antara lain memutar satu mata ke dalam atau ke luar, menutup satu mata, persepsi kedalaman yang buruk, kepala miring, dan penglihatan yang buruk karena kondisi ini biasanya hanya menyerang satu mata. Banyak anak mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah pada mata mereka sampai mereka menjalani pemeriksaan mata secara rutin.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Medicine, para peneliti mengidentifikasi hubungan antara mata malas di masa kanak-kanak dan risiko kesehatan di masa dewasa. Namun penelitian tersebut tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara keduanya.

“Amblyopia adalah suatu kondisi mata yang mempengaruhi hingga empat dari 100 anak. Di Inggris, setiap anak harus menjalani tes mata sebelum usia lima tahun untuk memastikan diagnosis yang cepat dan perawatan mata yang tepat,” kata penulis terkait, Profesor Jugno Rahi.

Menurutnya, jarang ditemukan “penanda” pada masa kanak-kanak yang menunjukkan risiko tinggi terkena penyakit serius di masa dewasa, dan karena skrining populasi, terdapat gejala yang terukur dan dapat diidentifikasi pada semua anak. “Banyaknya anak dan keluarga yang terkena dampak mungkin menjadikan temuan kami sebagai tambahan motivasi untuk mencoba gaya hidup sehat sejak usia dini,” kata Rahi.

Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan mata terhadap lebih dari 126.000 peserta berusia antara 40 dan 69 tahun yang dilakukan oleh UK Biobank Group. Selama perekrutan, peserta ditanya apakah mereka pernah dirawat karena ambliopia di masa kanak-kanak dan apakah mereka masih menderita penyakit tersebut.

Selain itu, kami menanyakan diagnosis medis terkait diabetes, tekanan darah tinggi, dan kondisi kardiovaskular/serebrovaskular, angina, gagal jantung, dan stroke. BMI (indeks massa tubuh), kadar glukosa darah dan kolesterol peserta diukur, dan angka kematian dipantau.

Dari 3.238 peserta yang mengaku menderita mata malas saat masih anak-anak, 82,2 persen mengalami penurunan penglihatan pada salah satu matanya saat dewasa. Menurut rilis berita tersebut, peserta yang menderita ambliopia di masa kanak-kanak memiliki kemungkinan 29 persen lebih besar terkena diabetes, 25 persen lebih mungkin terkena hipertensi, dan 16 persen lebih mungkin mengalami obesitas.

Faktor risiko kondisi ini, misalnya penyakit lain, etnis, dan kelas sosial juga dipertimbangkan. Meskipun hubungannya tidak kuat, para peneliti melihat peningkatan risiko masalah kesehatan tidak hanya pada individu dengan masalah penglihatan, namun juga pada peserta yang menderita ambliopia di masa kanak-kanak dan memiliki penglihatan normal di masa dewasa.

“Penglihatan dan mata adalah penjaga kesehatan secara umum, penyakit jantung dan gangguan metabolisme berkaitan erat dengan sistem organ lainnya. Inilah salah satu alasan mengapa kami memeriksa penglihatan yang baik pada kedua mata,” kata penulis Dr Siegfried Wagner.

“Kami menekankan bahwa penelitian kami tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara ambliopia dan kesehatan yang buruk di masa dewasa,” kata Siegfried Wagner.

Wagner melanjutkan dengan menunjukkan bahwa mereka yang menderita ambliopia selama masa kanak-kanak lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut di masa dewasa dalam penelitiannya. “Temuan ini bukan berarti setiap anak penderita ambliopia pasti akan mengalami penyakit kardiometabolik, suatu kelainan di usia dewasa,” ujarnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *