Banyak WNI Ditolak Masuk ke Thailand, KBRI Bangkok Rilis Imbauan bagi Turis Indonesia

netizennow.com, Jakarta – Belakangan ini banyak wisatawan Indonesia yang mengeluh tidak bisa masuk ke Thailand. Melalui postingan online, beberapa orang menceritakan pengalaman gagal berlibur di Negeri Gajah Putih dalam berbagai keadaan.

Namun sebagian besar komentar warganet mengindikasikan adanya pemeriksaan acak yang dilakukan di bandara internasional Tanah Air. “Saya merasakannya. Saya aman, tapi dua teman saya tertular. Yang satu bisa masuk setelah mendapat bantuan dari KBRI Bangkok, yang satu lagi disuruh pulang,” keluh seorang pengguna Instagram pekan lalu.

Read More

“Iya, itu cek acak, teman saya pernah terjebak di imigrasi dan meminta saya menunjukkan uang, dan ketika saya bertanya kepada petugas, jawabannya sangat menjengkelkan, keren sekali, ‘Dia tidak punya uang.’ wah, saya dapat dia.” Bakal marah dengar 😭🫵🏻,” jelas salah satu akun X yang dulunya Twitter.

Diakui, KBRI Bangkok (KBRI) beberapa kali mengeluarkan permintaan melalui postingan Instagram pada Kamis, 15 Februari 2024. “Permintaan bagi WNI yang akan berkunjung ke Thailand. Mari kita dengarkan!” Dia menulisnya sebagai pernyataan.

KBRI Bangkok juga menyampaikan, “Berdasarkan peraturan imigrasi Thailand, orang asing yang melakukan kunjungan singkat bebas visa ke Thailand harus menunjukkan bukti kemampuan finansial untuk menghidupi dirinya selama berada di Thailand.”

Berdasarkan aturan tersebut, wisatawan Indonesia yang akan berlibur ke Thailand disarankan untuk melakukan hal-hal berikut: paspor yang masih berlaku minimal enam bulan; Memiliki bukti tiket pulang pergi; Memiliki bukti reservasi akomodasi/hotel selama berada di Thailand; Harus memiliki bukti finansial untuk menunjang biaya hidup selama di Thailand, termasuk membawa uang tunai yang cukup.

KBRI Bangkok juga menulis, “Menurut Undang-Undang Imigrasi Thailand B.E. 2522 (1979), adalah kewenangan pejabat imigrasi Thailand untuk mengizinkan atau menolak orang asing masuk ke wilayah Thailand.”

Sebagai tambahan informasi, kata dia, permintaan tersebut dikeluarkan karena semakin seringnya KBRI Bangkok menerima pengaduan dari WNI yang tidak diperbolehkan masuk ke Thailand karena “tidak bisa menunjukkan dokumen dan bukti kepada petugas imigrasi saat acak. memeriksa.”

“Imigrasi Thailand tidak secara spesifik mengatur ketentuan jumlah minimal uang tunai yang boleh dibawa,” ujarnya. Namun berdasarkan sumber terbuka, disarankan untuk membawa uang tunai 15 ribu hingga 20 ribu baht (sekitar Rp 6,5 juta – Rp 8,7 juta) per orang.

“Jika membutuhkan bantuan perlindungan, hubungi hotline KBRI Bangkok di +66929031103. Terima kasih,” ujarnya.

Rekomendasi nominal uang tunai yang ditulis pengguna dunia maya pun turut disorot. “Tidak ada apa-apa, tapi pencopetan itu menakutkan,” kata salah satu pengguna

Netizen malah bertanya, “Apakah karena Justiper lebih banyak?” Pengguna lain menjawab, “Mungkin. Tapi pemeriksaan acak tidak wajib. Sayangnya, belakangan ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang gagal dalam pemeriksaan acak.”

“Wah harus bawa uang tunai, repot, bawa kartu juga. Ada disclaimer seperti ini. Kenapa banyak orang Indonesia yang jadi TKI tanpa pulang kampung?” Dijawab oleh pengguna yang berbeda.

“Biasanya yang ditolak karena poin 2 dan 3. Karena tidak bisa memberikan bukti tiket PP dan akomodasi/hotel saat di sana,” keluh yang lain. “Kalau bawa uang susah nggak masalah, cukup beralasan kalau biasanya tidak membawa uang banyak dan tunjukkan debit/cc-nya. Kalau masih ngotot, bawa saja ke ATM terdekat. “

Setelah mengetahui hal tersebut, beberapa penumpang setuju untuk mengubah rute. “Ayo kita ke Vietnam,” ajak salah satu dari mereka.

Thailand sebenarnya sedang berusaha menarik lebih banyak wisatawan asing. Terbaru, mereka mengusulkan visa bersama tidak hanya untuk Negeri Gajah Putih, tapi juga empat negara tetangga di Asia Tenggara: Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja.

Laporan dari The National, 7 Februari 2024, Sekretaris Jenderal Perdana Menteri (PM) Thailand, Pramin Lertsuridej, mengatakan pihaknya akan mencari dukungan negara tetangga untuk mengembangkan skema yang memungkinkan wisatawan bebas bepergian di antara lima negara tersebut. negara-negara ASEAN. Dapatkan visa masuk dari wilayah tersebut.

Katanya, Vietnam secara khusus meminta bantuan di sektor pariwisata Thailand. Apalagi kita dekat dengan Kamboja dan Laos, dan kita pasti tidak akan menentang gagasan itu,” kata Pramin optimis.

“Thailand akan memimpin negosiasi antara kami (negara skema) untuk wisatawan yang membutuhkan visa masuk untuk liburan,” ujarnya.

Pramin mengatakan, jika keempat negara tetangga tersebut resmi menyetujuinya, maka pemerintah Thailand akan memanfaatkan kesepakatan tersebut dalam negosiasi dengan Uni Eropa (UE) untuk meminta pengecualian permohonan visa Schengen bagi warganya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *