Tak Cuman di Liga Turki, Pemukulan Wasit Juga Pernah Dilakukan 2 Petinggi Klub Liga Indonesia

netizennow.COM – Kompetisi Liga Turki yang tersebar di media sosial diwarnai dengan perilaku anarkis presiden klub terhadap wasit di lapangan, rupanya hal tersebut juga dilakukan oleh pengurus klub Liga Indonesia.

Momen memalukan itu terjadi pada laga Ankaragücü vs Rizespor hari ini, Selasa (12/12/2023).

Read More

Laga yang berlangsung di Stadion Eryaman itu berakhir dengan skor 1:1.

Meski kedua tim berbagi poin, wasit memberikan kartu merah.

Tim tuan rumah bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-50, dan Rizespor hanya mendapat kartu merah 90+5 di waktu tambahan.

Ankaragücü memimpin 1:0 setelah 90 menit waktu reguler.

Drama dimulai setelah tim tamu berhasil menyamakan kedudukan pada menit 90+7.

Pada akhirnya, Ankaragucu tidak mendapatkan tiga poin di kandang sendiri.

Keputusan wasit yang tidak harus diterima Ankaragucu membuat wasit marah.

Setelah isyarat wasit, presiden klub Ankaragücü Faruk Koca berlari ke lapangan untuk memukul wasit yang sedang bertugas.

Khalil Umut Meller langsung terjatuh dan wajahnya terkena tendangan dari orang-orang yang berkumpul di sekitarnya.

Akibat insiden anarkis tersebut, Federasi Sepak Bola Turki (TFF) memutuskan untuk menunda kompetisi hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Merujuk pada Telegraph, pihak berwenang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Farooq Koca.

Laporan yang sama mengatakan dua orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yudisial atas insiden tersebut.

Melihat kejadian presiden klub marah-marah kepada wasit mengingatkan kita pada dua presiden klub Liga Indonesia yang melakukan tindakan serupa.

Pertama, General Manager PSIS yang saat ini menjabat sebagai presiden klub, Jojok Sukawi.

Aksi anarkis Yoyok Sukawi terhadap wasit Sunarjo Jok terjadi pada 9 Oktober 2008. Manajer PSIS Semarang Yoyok Sukawi menyerang wasit Sunarjo Jok yang sedang memimpin pertandingan antara tim tuan rumah PSIS Semarang melawan PSMS Medan pada laga Liga Super Indonesia di Stadion Jatidiri Semarang . , Kamis (9 Oktober). PSIS Semarang mengaku langkah tersebut diambil karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit Sunarjo Jok. Pada laga ini, kedua tim berakhir imbang 1:1. (KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

Saat itu, Sunarjo Joko sedang memimpin pertandingan antara PSIS Semarang vs PSMS Medan pada laga Liga Super Indonesia di Stadion Jatidiri Semarang.

PSIS Semarang sebenarnya mendukung tindakan Yoyok Sukawi dan menyebut tindakan tersebut dilakukan karena tak puas dengan kepemimpinan Sunarjo Jok.

Kegiatan Yoyok Sukawi juga didukung oleh ayahnya Sukawi Sutarip yang merupakan Ketua Umum PSIS Semarang.

Sukawi mengatakan, anak tersebut tidak akan dikenakan sanksi. Namun wasit yang bertugas akan mendapat sanksi karena mengganggu pertandingan.

“Kami yakin melihat kronologis kejadian, Yoyok Sukawi tidak akan dikenakan sanksi PSSI. Wasit yang melanggar pertandingan akan diberi penalti. Wasit seperti itu tidak mumpuni memimpin pertandingan, saya akan protes,” jelas Sukavi Sutarip, seperti dikutip Kompas.com.

PSSI akhirnya menjatuhkan hukuman skorsing enam bulan kepada Yoyok Sukawi dan denda Rp30 juta.

Insiden kedua melibatkan presiden klub FC Borneo Nabil Hussain Said Amin.

Nabil Hussain menendang wasit yang bertanggung jawab memimpin pertandingan Mitra Kukar vs Pusamania Borneo FC di Stadion Aji Imbut pada 10 Juni 2016. Nabil Hussain Saeed Amin menendang wasit. Nabil mengaku frustasi dengan kelakuan wasit sehingga melampiaskan amarahnya. (bola super)

Atas perbuatannya, Nabil Hussain mendapat sanksi dari komite disiplin Kejuaraan Sepak Bola Indonesia.

Bos PBFC itu harus menjalani larangan bermain selama enam bulan mendampingi timnya.

Nabil dinilai melanggar Pasal 46 Peraturan Disiplin ISC 2016 karena melakukan penyerangan terhadap wasit pertandingan.

Tak hanya Nabil yang harus dihukum, pemain Pusamania Borneo FC, Diego Mikiels juga harus dihukum.

Saat itu, Diego Mikiels menjalani skorsing empat pertandingan pada minggu ketujuh hingga sepuluh.

Ini adalah dua kasus petinggi klub Liga Indonesia yang melakukan tindakan serupa kepada Presiden Ankaragücü di Liga Turki.

Namun jika melihat hukuman yang dijatuhkan, nampaknya pemerintah Turki lebih keras.

Dua petinggi klub Liga Indonesia yang berperilaku tidak pantas langsung diberi sanksi oleh federasi.

Sementara di Liga Turki, pelaku penyerangan terhadap wasit langsung ditangkap meski Federasi Sepak Bola Turki tidak memberikan hukuman apa pun. Video viral pemukulan wasit di Liga Turki

Video Farooq Koca yang menganiaya wasit terekam dan beredar di media sosial.

Wajah Wasit Khalil Umut terlihat bengkak dan bengkak akibat tindakan anarkis tersebut.

Wasit Khalil Umut pun langsung dipeluk dan dilindungi petugas untuk mencegah terulangnya perbuatan tercela tersebut.

Video berdurasi 35 detik itu telah ditonton lebih dari 2 juta kali. Penyelenggara resmi Liga Turki, dikutip BeIN Sports, langsung mengadakan pembicaraan darurat dengan Federasi Sepak Bola Turki.

Ancaman sanksi berat tentu saja menghantui Farouk Koc saat ini. Tentu akan ada denda atau larangan masuk lapangan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Akibat kejadian ini, seluruh liga sepak bola Turki ditangguhkan atau ditangguhkan tanpa batas waktu. (*)(netizennow.com/ Siti N/Kompas.com/ Superball/ Gangga Basudewa)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *