Jangan Diabaikan, Nyeri Haid Seperti Ini Jadi Tanda Endometriosis

Republik Jakarta — Tidak semua nyeri haid merupakan hal yang normal. Terkadang rasa sakit sebenarnya merupakan tanda endometriosis.

Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi nyeri haid yang berhubungan dengan endometriosis? Dokter spesialis kebidanan-ginekologi Kanadi Sumapraya menjelaskan, nyeri tak tertahankan saat menstruasi bisa jadi merupakan tanda penyakit endometriosis.

Read More

Endometriosis adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan endometrium (bagian rahim tempat menempelnya sel telur setelah pembuahan) tumbuh di luar dinding rahim. Jika nyeri haid yang Anda alami memaksa Anda untuk tidak masuk sekolah atau bekerja atau menghalangi Anda melakukan aktivitas normal, maka hal tersebut dapat diterima.

“Jika Anda tidak diperbolehkan bekerja di kantor, Anda bisa duduk saja di sana. Ini adalah peringatan bahwa rasa sakit Anda perlu dikonsultasikan,” kata Dr. Canady, yang bekerja di National Medical Center. Jenderal Ph.D. RSUD. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada acara diskusi kesehatan yang digelar di Jakarta, Jumat (3 Agustus 2024).

Jika Anda terus-menerus harus bergantung pada obat pereda nyeri saat melakukan aktivitas saat menstruasi, disarankan agar Anda segera berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dr Canady mengatakan kebanyakan wanita tidak terlambat menyadari bahwa mereka menderita endometriosis karena mereka merasa nyeri dan nyeri tekan selama menstruasi adalah hal yang normal atau mereka takut untuk memeriksakan kondisinya.

Menurut Dr. Canady, rata-rata wanita tidak menyadari bahwa dia mengidap endometriosis sampai setidaknya tujuh tahun berlalu. Wanita yang memeriksakan diri sebagian besar berusia di atas 35 tahun.

Artinya endometriosis menetap di rongga perut dalam waktu yang sangat lama dan seringkali menyerang jaringan dalam sehingga menimbulkan kelainan seperti kista coklat, benjolan rahim, dan adenomiosis. Jika tidak ditangani, tidak jarang rasa sakit tetap muncul bahkan saat Anda tidak sedang menstruasi.

“Peradangan kronis membuat lingkungan rahim tidak mendukung kehamilan, yang tidak hanya menyakitkan tetapi juga mengganggu kesuburan,” kata Dr. Canady.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *