Sekda Jabar Pastikan Tidak Akan Ada Lagi Pungli di Masjid Al Jabbar, Susun Pemetaan Area

netizennow.com, Jakarta – Menanggapi aduan dugaan pungutan liar di Masjid Raya Al-Jabbar, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan pengelolaan masjid yang bekerjasama dengan pemerintah provinsi memiliki permasalahan yang terkendali. “Dalam waktu singkat, kami menemukan tidak ada pungutan pajak ilegal di kawasan masjid, baik untuk parkir, penyimpanan sepatu, maupun transportasi. Kami berharap tidak ada pungutan liar,” ujarnya dalam siaran pers. konferensi. pertemuan pada hari Selasa tanggal 16 April 2024.

Herman juga mengatakan, agar penegakan hukum tetap berjalan, anggotanya mengingatkan petugas parkir untuk memastikan tidak ada orang lain yang masuk dan melakukan pengecekan liar di tempat parkir. Selain pengawasan, pihak manajemen dan pemerintah setempat tengah menyiapkan rencana jangka panjang untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengunjung Masjid Al Jabbar.

Read More

“Kami pastikan pengunjung bisa menuju ke sini dengan nyaman, tenang (dan) aman. Sekarang kami mendefinisikan kawasan itu menjadi kawasan spiritual, kawasan sosial, dan kawasan komersial,” tambah Herman.

Herman mengatakan, dirinya dan kelompok juga akan melaporkan penyidikan terkait kepada Pj. Gubernur Jawa Barat memberikan animo besar masyarakat terhadap hal tersebut. “(Laporan) mencakup tinjauan kelembagaan dan lain-lain, karena pembenahan dan pengelolaan masjid ini harus tuntas,” ujarnya.

Herman juga mengatakan, pengelola masjid dan pemerintah setempat telah melindungi dan mendukung para penjarah. Ia mengatakan, sejauh ini belum ada sanksi yang diberikan, namun pihaknya akan menghadirkan polisi jika kembali kedapatan melakukan pemerasan uang di kawasan Majid Al Jabbar.

Herman berkata: “Kami menegaskan bahwa orang-orang ini bukan penduduk setempat. Mereka adalah pihak luar yang diuntungkan dengan meningkatnya jumlah pengunjung akibat libur lebaran. Kami mendorong mereka untuk tidak melakukannya lagi, jika mereka terkejut lagi. besok kami akan melaporkannya ke polisi.

Ia menambahkan, pengurus masjid juga memastikan area di dalam masjid bebas dari penjual plastik yang memaksa pengunjung untuk membeli produknya. Mereka diketahui memaksa wisatawan membeli kantong plastik untuk memasukkan sepatu mereka.

“Tidak boleh ada seorang pun yang memperjualbelikan plastik (untuk menyimpan sepatu), kecuali tamu yang membawa sendiri terlebih dahulu,” jelas Herman.

Ia mengajak masyarakat, khususnya yang tinggal di Jawa Barat, untuk mengajak keluarganya, termasuk anak-anak, ke Galeri Rasulullah Masjid Al Jabbar. Ia mengatakan, visi Galeri Rasulullah tidak kalah dengan museum luar negeri dan sejalan dengan spiritualitas anak muda Jawa Barat.

“Saya sudah melihat museum-museum di Amerika, Eropa, Australia, Korea, dan Jepang, tidak kalah, saya bisa bilang museum kita juga tidak kalah,” ujarnya.

Herman juga berpesan kepada pengunjung untuk tidak panik atau menghindari datang ke Masjid Al Jabbar. Dia meyakinkannya bahwa kasus pungli sejauh ini sudah selesai. “Kejahatan yang terjadi kemarin di luar yang kami ketahui, itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, bukan oleh (geng) yang bekerja bersama kami,” imbuhnya.

Di akhir sesi tanya jawab, Herman meminta maaf atas kendala tersebut. Dia berkata: “Kami meminta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam. Silakan berkunjung ke Masjid Al Jabbar, kami jamin tidak ada penculikan. »

Dalam sebuah pengaduan yang viral, seorang pengunjung Masjid Al-Jabbar mengaku kesulitan mendapatkan tempat parkir. Setelah berjalan, dia akhirnya bisa menemukan tempat parkir.

Pemilik rekening X mengaku ada orang yang parkir rompi di area masjid. Usai turun dari mobil, ia mengaku langsung diminta memberikan uang parkir “sebanyak-banyaknya” karena membantu memarkir mobil. “Aku nggak mau kasih 2.000. Katanya jujur,” tulis akun @petanirumah pada 13 April 2024.

Tak berhenti sampai disitu, ia mengaku masih ada pekerja lain yang mengenakan pakaian yang sama yang memungut biaya darinya untuk ongkos bus saat hendak menuju masjid. Petugas parkir menyuruhnya membayar “sebanyak yang dia bisa”. Total, ia menghabiskan Rp30.000 untuk salat di Masjid Al Jabbar, meski tak pernah masuk ke ruang pembayaran.

Dugaan pungutan liar berkedok bayar mobil “sesuai keinginan” ini memicu kemarahan netizen, banyak di antaranya yang menuntut agar nama masjid tersebut diubah menjadi “Masjid Pemerasan”. “Ganti saja nama masjid penjarahnya,” tulis salah satu pengguna dalam postingan di akun Instagram @masjidrayaaljabbar pada Jumat, 12 April 2024.

“Jangan ke Al Jabbar, banyak pungli, nama baik Bandung hancur karena banyak pungli di Al Jabbar, miris,” tulis pengguna lain pada Minggu (14) April 2024.

Tak hanya di tempat parkir, kesabaran pemilik rekening yang mengaku menjadi korban perampokan di toko sepatu pun diuji. Diakuinya, petugas yang melayaninya saat itu tidak mau menerimanya karena sepatunya tidak dilapisi plastik. Ia terpaksa membeli karet yang dijual di pengadilan seharga Rp 5.000.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *