Sikat Gigi, Kopi hingga Kamera, Ini 5 Penemuan Cendekiawan Muslim yang Digunakan Sampai Kini

netizennow.com, Jakarta – Peradaban Islam telah memberikan banyak kontribusi bagi dunia. Mulai dari penemuan di bidang kedokteran, arsitektur, keuangan, dan lainnya, terdapat terobosan yang dapat diterapkan di seluruh lapisan masyarakat.

Peradaban Islam mampu membentuk dunia melalui beberapa penemuan yang digunakan saat ini terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Read More

Doha News memberitakan, penemuan “warisan” para cendekiawan Muslim masih bermanfaat hingga saat ini. 1. Sikat gigi

Masyarakat saat ini menjaga kebersihan dan kesehatan giginya dengan menyikat gigi secara teratur. Namun diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pionir penggunaan sikat gigi.

Dalam wawancara dengan CNN pada tahun 2010, Salim al-Hasani, ketua Yayasan Sains, Teknologi, dan Peradaban, mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pertama kali menemukan sikat gigi pada tahun 600an atau pada abad ke-6 atau ke-7.

Sebelum bentuknya yang sekarang, sikat gigi pertama berasal dari dahan pohon Meswak atau sivak. Bagian atas ranting dipotong menjadi sikat dan digosokkan pada gigi untuk membersihkannya.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tanaman yang dikenal sebagai Salvadora persica atau “pohon sikat gigi” memiliki aktivitas antimikroba dan dapat membantu mencegah radang gusi.

Pentingnya kebersihan diri dalam Islam juga mencakup pencarian alat kebersihan. 2. Kopi

Kopi adalah salah satu penemuan Muslim paling terkenal yang berasal dari Yaman pada abad ke-9. Benih ajaib yang menyerupai kacang ini membantu para sufi berdoa sepanjang malam hingga mereka mencapai Suriah dan Turki pada abad ke-13.

Biji kopi ditemukan lebih dari 1.200 tahun yang lalu ketika seorang penggembala menyadari bahwa kambingnya menjadi hiperaktif setelah mengonsumsi biji kopi. Benih tersebut akhirnya diuji dan diseduh hingga dikenal sebagai ramuan ajaib.

“Kopi adalah emas bagi orang biasa, dan seperti emas, kopi memberi setiap orang rasa senang dan mulia,” tulis Syekh Abdul-Qadir pada tahun 1588 dalam manuskrip tertua tentang sejarah kopi.

Biji kopi ini akhirnya sampai ke Eropa setelah diimpor dari Italia pada abad ke-16.

Lagi pula, langkah pertama adalah menggunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps.

Sebelum peta didigitalkan, peta membantu orang menavigasi dunia sepanjang sejarah. Pembuatan peta paling awal diyakini dilakukan pada tablet tanah liat di Bagdad pada abad ke-8, sebelum kertas diperkenalkan.

Salah satu peta paling terkenal dibuat oleh kartografer Andalusia Al-Idrisi di Sisilia pada abad ke-12. Ia mampu memberikan gambaran akurat tentang dunia yang menjadi peta sasaran semua peneliti.

Alat pengukur waktu juga ditemukan oleh para cendekiawan Muslim.

Sebelum jam tangan menjadi digital dan perangkat pintar menjadi alat penunjuk waktu, sudah ada jam tangan. Pada tahun 1200, penemu Muslim Ismail Al-Jazari menciptakan “jam gajah” setinggi tiga meter, di antara penemuan jam lainnya.

Penemuan ini akan membantu umat Islam mengetahui waktu shalat lima waktu dari fajar hingga senja.

Termasuk jam air kuat yang dipasang pada patung gajah. Gajah yang sama juga membawa naga, burung phoenix dan sorban yang mewakili budaya berbeda.

Penemuan Al-Jazari lainnya termasuk robot yang berbunyi bip setiap jam.

Saat mengambil selfie harian atau secangkir kopi pagi, jangan lupa berterima kasih kepada Ibn Al-Haytham.

Kamera dikembangkan hampir 1.000 tahun setelah Ibn Al-Haytham menemukan “camera obscura” yang terkenal, sebuah metode untuk memahami penglihatan manusia menggunakan cahaya yang dipantulkan.

Studi mendalam sang penemu tentang penglihatan manusia membantah teori Yunani yang menyatakan bahwa cahaya itu sendiri berasal dari mata. Penemuannya membawa kemajuan dalam studi dan penelitian optik di dunia Muslim.

Ibnu Al-Haytham mengembangkan kamera obscura dengan menggunakan kamera lubang jarum yang ditempatkan di kamar gelap. Melalui aperture tersebut, penemu Muslim tersebut dapat menelusuri jalur cahaya, yang kemudian menciptakan gambar terbalik dari objek tersebut pada selembar kertas putih yang ditempatkan di ujung lain kamera.

Kemudian ia menyebut penemuan itu sebagai “kamera” hingga disebut “kamera”.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *