Studi Terbaru Ungkap Viagra Dapat Kurangi Risiko Alzheimer hingga Lebih dari 50 Persen

netizennow.com, Jakarta – Kandungan Viagra, sildenafil, tak hanya mampu meningkatkan mood pria, sebuah studi baru menunjukkan mampu menurunkan risiko penyakit Alzheimer hingga lebih dari 50%.

Sildenafil juga menjadi dasar Revatio, obat hipertensi pulmonal. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal penyakit Alzheimer ini membahas potensi senyawa yang digunakan dalam pengobatan penyakit tersebut.

Read More

Menurut Mirror, para peneliti di Klinik Cleveland melaporkan penurunan kejadian demensia sebesar 30% hingga 54% pada orang yang rutin mengonsumsi sildenafil untuk disfungsi ereksi atau hipertensi pulmonal dibandingkan dengan orang lain yang tidak menggunakannya.

Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia dan umum terjadi di Amerika Serikat. Asosiasi Alzheimer (AA) melaporkan pada tahun 2023 bahwa hampir 6,7 juta orang Amerika terinfeksi. Penyakit ini merupakan penyebab kematian kelima di Amerika Serikat, dan angka ini pasti akan meningkat seiring bertambahnya usia penduduk.

Kematian akibat stroke, penyakit jantung dan HIV telah menurun selama dua dekade terakhir, kata peneliti AA. Namun, prevalensi kematian akibat demensia meningkat lebih dari 145% antara tahun 2000 dan 2019. Dampak penyakit Alzheimer tidak akan diketahui secara langsung, karena penyakit ini berkembang seiring berjalannya waktu.

Para ahli mengatakan penyakit ini biasanya dimulai dengan kehilangan ingatan dan akhirnya membuat komunikasi dengan orang lain menjadi sangat sulit karena mereka tidak dapat merespons secara efektif terhadap lingkungan mana pun di mana mereka berada.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang tidak merasakan efek demensia pada awalnya. Ketika seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda demensia, gejalanya akan hilang, kata para peneliti.

Untuk mengubah data jutaan pasien di dua database medis, MarketScan Medicare Supplemental dan Clinformatics, penulis penelitian menggunakan model komputer. Ada pengurangan 54% kasus demensia di database MarketScan. Jumlah itu adalah tiga puluh persen dalam database Clinformatics.

Setelah analisis, data sildenafil ditemukan menarik dan penelitian laboratorium dilakukan. Para peneliti yang menggunakan sampel otak dari pasien Alzheimer menemukan bahwa sildenafil mengurangi jumlah protein tau yang berbahaya. Protein ini menumpuk di otak seiring berkembangnya demensia.

Protein tau ini telah lama dianggap berhubungan dengan plak amiloid, kemungkinan penyebab penyakit Alzheimer. Namun, penelitian dasar tentang plak amiloid telah diblokir. Namun, protein tau neurotoksik masih dianggap sebagai komponen penting penyakit Alzheimer.

Selain itu, mereka mencatat bahwa neuron yang terpapar sildenafil meningkatkan pertumbuhan dan fungsi otak, mengurangi peradangan, dan mengubah proses metabolisme yang terkait dengan penurunan kognitif terkait demensia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *