Informasi tersebut disebarluaskan oleh Jurnalis netizennow.com, Reinas Abdila
netizennow.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,75 persen menjadi 7.310,09 pada Rabu (27/3/2024).
Pergerakan IHSG hari ini dibuka pada level 7.365 dengan batas atas 7.375 dan batas bawah 7.292.
IHSG mencatatkan omzet Rp 9,5 triliun dengan total volume transaksi 15 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali.
Totalnya ada 201 saham menguat, 364 saham melemah, dan 214 saham tak bergerak.
Sepuluh indeks sektoral direvisi seiring melemahnya IHSG.
Penurunan terbesar terjadi pada sektor pengangkutan dan logistik yang turun sebesar 2,48 persen.
Sektor teknologi turun 0,97 persen, sektor kesehatan turun 0,93 persen, sektor properti dan real estate turun 0,70 persen, dan sektor komoditas turun 0,70 persen.
Sektor infrastruktur melemah 0,58 persen, sektor barang konsumsi melemah 0,51 persen, dan sektor barang primer melemah 0,26 persen.
Kemudian sektor industri turun 0,14 persen, sektor energi juga turun 0,12 persen.
Hanya sektor keuangan yang naik 0,07% di pasar saham hari ini.
Kelompok riset Mandiri Sekuritas memperkirakan penutupan pasar dipengaruhi oleh sentimen melemahnya sebagian besar mata uang Asia.
Yen Jepang mencapai level terlemahnya sejak tahun 1990 karena dolar menguat minggu ini menjelang sinyal inflasi lebih lanjut dari Federal Reserve.
Volume perdagangan juga sedikit menurun menjelang libur Jumat Agung.
“USDJPY di level tertinggi tahun 1990 menjadi fokus pidato dan intervensi BOJ. Yen melemah pada hari Rabu, dengan pasangan USDJPY naik 0,2 persen menjadi 151,97 (level tertinggi sejak pertengahan tahun 1990),” kata Mandiri Sekuritas dalam catatan risetnya, Rabu (27/7). )./ 3/2024).
Pelemahan yen awalnya dipicu oleh komentar anggota BOJ Naoki Tamura, yang mengatakan bank sentral harus terus menormalisasi kebijakan ultra-longgarnya secara perlahan dan bertahap dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, pelemahan yen lebih lanjut dibatasi oleh potensi intervensi pemerintah di pasar valuta asing.
“Kekhawatiran ini muncul terutama setelah diplomat mata uang Jepang memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk mencegah jatuhnya yen,” tutupnya.
