Remaja Putri Konsumsi Tablet Tambah Darah, Ini Keuntungan yang Didapat

netizennow.com, Jakarta – Indonesia terus mengalami permasalahan kesehatan terkait kondisi ibu dan anak, antara lain pertumbuhan terhambat dan prematur. Menurut data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur menjadi penyebab utama kematian bayi baru lahir.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ibu yang menderita anemia atau kekurangan darah. Sel darah merah berkurang sehingga usia sel menjadi lebih muda. Oleh karena itu, sel darah merah tidak cukup untuk pembakaran tubuh agar optimal.

Read More

Remaja putri rentan mengalami anemia karena kehilangan banyak darah saat menstruasi, remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga kebutuhan zat besinya juga meningkat, dan pola makan remaja putri terkadang buruk.

Remaja yang mengalami anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan, atau bahkan berujung pada kematian ibu dan anak.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menyebutkan pemberian tablet suplemen darah pada ibu muda dan ibu hamil dapat mencegah kelahiran prematur dan pertumbuhan bayi terhambat.

Pemberian tablet suplemen darah (TTD) pada remaja putri membantu mengurangi risiko anemia karena menurut data, 48,9 persen ibu hamil masih menderita anemia. Ibu hamil juga sebaiknya rutin mengonsumsi suplemen darah untuk mencegah bayi lahir prematur dan stunting. ,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Lovely Daisy di Rumah Sakit Anak dan Ibu Harapan Kita Jakarta.

Lovely menjelaskan, berdasarkan data rinci sensus 2020, angka kematian ibu (MMR) di Indonesia mencapai 189 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 16,8 per 1.000 kelahiran hidup.

Angka-angka tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat kedua dalam kategori ini setelah Myanmar. Lovely juga menyoroti bahwa mengonsumsi TTD merupakan salah satu kunci mencegah prematuritas, berat badan lahir rendah, dan pertumbuhan terhambat.

“Kita harus mencegah bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah untuk mempercepat penurunan angka stunting. Kementerian Kesehatan telah melakukan 11 intervensi khusus sebelum lahir, saat hamil, dan setelah lahir,” kata Lovely.

Saat ini hampir seluruh rumah sakit Tipe A di Indonesia mampu menangani kelahiran prematur. Namun, fasilitas ini tidak banyak tersedia di rumah sakit pedesaan

Lovely kemudian menegaskan, yang terpenting adalah pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau pemeriksaan kesehatan calon ibu sebelum hamil.

Berkat pemeriksaan ini, risiko masalah kehamilan yang akan timbul bisa dikurangi lebih dini. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menganjurkan seorang ibu hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan ginekologi minimal enam kali sebelum melahirkan.

“Pada trimester pertama, dokter akan bisa menentukan apakah ada komplikasi pada ibu hamil yang dapat berdampak pada dirinya dan janinnya,” jelasnya.

Menurut Lovely, cara ini lebih efisien dibandingkan harus mengeluarkan biaya besar untuk merawat bayi yang sudah prematur.

Remaja putri yang rutin mengonsumsi tablet suplemen darah dan tidak menderita anemia, ketika sudah dewasa dan hamil, dapat memiliki kehamilan yang sehat dengan risiko komplikasi kehamilan yang minimal.

Selain itu, bayi yang lahir kelak dapat tumbuh sehat, lahir dengan berat badan ideal, sehingga terhindar dari bayi lahir yang tumbuh dengan masalah gizi seperti stunting.

Dalam kesempatan yang sama, konsultan neonatologi anak, Rinawati Rohsiswatmo mengatakan, bayi prematur dilahirkan dalam masa kesempurnaan. Artinya daya tahan tubuh bayi prematur cenderung jauh dari optimal.

Saat bayi lahir prematur, jelas Rina, perawatan kanguru adalah cara terbaik untuk menenangkan bayi kecil. Caranya dengan memberikan kontak kulit antara orang tua dan bayi, seperti bayi kanguru yang digendong oleh induknya.

“Bayi yang suhu tubuhnya rawan hipotermia, maka cara ini paling cocok,” kata Rina.

Lebih lanjut Rina menjelaskan, untuk memastikan bayi prematur tetap memiliki perkembangan otak yang sempurna, diperlukan pemberian makanan yang agresif. Terutama pada bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu.

“Kemampuan bayi prematur untuk menerima makanan secara oral seringkali terbatas sehingga membutuhkan pasokan tersebut melalui infus,” kata Rina.

Namun kita tidak boleh lupa bahwa makanan tersebut diantarkan oleh rumah sakit dengan peralatan yang lebih memadai. Sayangnya, ketersediaan susu formula cair dengan nutrisi lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi prematur masih terbatas di beberapa fasilitas kesehatan di Indonesia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *