Kebiasaan Sehari-Hari yang Bikin Lelah Keesokan Harinya

netizennow.com, JAKARTA – Jika Anda menguap di meja kerja di tengah hari atau terlalu sering menekan tombol snooze di alarm, Anda mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi. Juga, apakah ada cara untuk meningkatkan energi?

Menurut dokter, menjadi orang yang lebih energik mungkin tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda minum atau makan. Ini lebih berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang perlu ditinggalkan. Seperti dilansir HuffPost, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi seberapa lelah yang Anda rasakan keesokan harinya.

Read More

Dr Mary Valvano, dokter di BetterNowMD, mengatakan tidak disarankan makan terlalu banyak di sore hari. Ia mengatakan pepatah “sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin” sebenarnya didasarkan pada biologi.

Sel-sel tubuh memetabolisme makanan secara berbeda berdasarkan waktu. Makan makanan yang sama pada jam 8 pagi dan 6 sore mempengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk menggunakannya sebagai energi.

Makan larut malam, terutama di tengah malam, dapat memengaruhi kadar gula darah dan kemampuan tubuh mendapatkan energi maksimal dari makanan keesokan harinya. Dengan makan lebih banyak di penghujung hari dibandingkan di awal, Anda dapat memiliki lebih banyak energi sepanjang hari.

Salah satu alasan makan larut malam sangat merusak tingkat energi adalah karena mengganggu tidur. Menurut Valvano, makan terlalu banyak di tengah malam mengganggu ritme sirkadian alami tubuh. Hal ini membuat sulit mendapatkan istirahat yang berkualitas.

“Kurang tidur dan kurang tidur pasti akan menghabiskan energi Anda,” kata Dr. Rovini Vijitilaka, dokter penyakit dalam bersertifikat di Parsley Health.

Nah, sekarang Anda sudah tahu bahwa sebaiknya hindari makan berlebihan di kemudian hari dan cukup tidur. Tapi kebiasaan apa lagi yang bisa menurunkan tingkat energi?

Jika Anda termasuk konsumen minuman berenergi, minuman tersebut bisa menguras energi Anda. Penelitian juga menunjukkan bahwa minuman energi dapat membahayakan kesehatan jantung dan otak, menyebabkan peradangan, meningkatkan tekanan darah, dan banyak lagi.

Tapi minuman berkafein lainnya dapat membantu meningkatkan tingkat energi. “Mengonsumsi kafein dari sumber seperti teh, terutama teh hijau atau teh fermentasi, dapat membantu meningkatkan tingkat energi dengan mendukung mitokondria yang bertanggung jawab menghasilkan energi dalam sel kita,” kata Valano.

Jika Anda menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan mengonsumsi banyak gula serta makanan olahan, hal ini pasti dapat menyebabkan tingkat energi yang rendah. “Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan tingkat energi dengan meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak dan otot,” kata Dr. Danielle Kelvas, seorang dokter yang berbasis di Chattanooga, Tennessee.

Lakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang. Pola makan yang kaya akan makanan utuh dan tidak diolah dapat membantu menyediakan energi berkelanjutan sepanjang hari.

“Fokuslah mengonsumsi beragam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari terlalu banyak mengonsumsi gula dan makanan olahan karena dapat menyebabkan penipisan energi,” kata Kelvas.

Terakhir, stres kronis adalah salah satu penyebab utama rendahnya tingkat energi, karena kelelahan adalah efek samping dari stres dan kelelahan emosional. “Latih teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan energi,” kata Kelvas.

Sedikit rasa lelah tidak perlu dikhawatirkan dan bisa diatasi dengan beberapa perubahan sederhana. Namun jika rasa lelah berlangsung lebih dari satu atau dua minggu, Anda mungkin harus menemui dokter. Hal ini terutama terjadi jika Anda mengalami gejala lain, seperti demam, kehilangan nafsu makan, atau sesak napas.

“Tingkat energi yang rendah dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, seperti infeksi, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan gangguan tidur,” kata Kelvas.

Faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, gizi buruk, dan stres juga dapat berkontribusi terhadap rendahnya tingkat energi. Jika Anda terus-menerus mengalami tingkat energi rendah, ada baiknya Anda menemui dokter.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *